Fosil / Definisi, Jenis Dan Proses Pembentukan
Apa Itu Fosil?
Fosil sanggup berumur semuda 10.000 tahun, atau setua 3,5 miliar tahun. Fosil sanggup sebesar Seismosaurus, atau sekecil amoeba. Fosil sanggup berupa mamut beku Siberia yang ditemukan lengkap dengan rambut, atau hanya berupa jejak. Fosil sanggup berisi material dari organisme aslinya, atau tidak sama sekali. Jadi apa itu fosil?
Fosil ialah sisa-sisa atau bukti kehidupan dari waktu geologi sebelumnya / purba. Pada umumnya semua fosil memberi kita petunjuk wacana dunia lampau. Berkat fosil, kita tahu bahwa aneka macam bentuk kehidupan telah menduduki planet ini. Fosil menceritakan kita bahwa kehidupan telah berkembang dari waktu ke waktu. Fosil telah berkontribusi dalam penyusunan skala waktu geologi.
Dua Jenis Umum Fosil
Fosil badan / body fossils - hebat paleontologi mendefinisikan sebagai fosil-fosil yang terdiri dari sisa-sisa material organisme aslinya, seperti; cangkang, tulang, dan gigi. Dimana tulang sebagai bab keras dan jaringan organik sebagai bab lunak. Mereka juga mendefinisikan binatang tanpa tulang sebagai organisme bertubuh lunak. Istilah-istilah ini ialah cara yang mempunyai kegunaan untuk membedakan tulang dan jaringan hewan.
Fosil jejak / trace fossils - hebat paleontologi mendefinisikan sebagai fosil-fosil yang dibuat oleh acara atau sikap organisme pada jaman dulu, seperti; jejak, jalur, liang, pengerekan, sarang, dan koprolit (fosil kotoran). Setiap sisa-sisa organisme dan segala macam jalur atau jejak, bahkan jikalau hebat paleontologi tidak sanggup mengidentifikasinya sebagai flora atau acara hewan, akan memenuhi syarat sebagai fosil jikalau itu dibuat oleh suatu bentuk kehidupan dari waktu geologi sebelumnya.
Pada umumnya fosil berumur sangat tua, jutaan dan adakala lebih dari satu miliar tahun, namun secara teknis setiap sisa-sisa atau bukti kehidupan yang berumur lebih dari sekitar 10.000 tahun ialah fosil.
Yang jauh lebih penting ialah bagaimana cara objek dipelajari. Tidak peduli berapa umur sebuah objek, jikalau dipelajari dengan cara yang sama sebagai fosil yang berumur tua, sebagai sesuatu yang berasal dari batuan, maka sering dianggap sebagai fosil. Dengan demikian, dikarenakan jasad beku insan es yang ditemukan beberapa tahun kemudian di Pegunungan Alpen dipelajari dengan metode biologi dan antropologi, sebagian besar hebat paleontologi tidak akan menganggap insan es tersebut sebagai fosil. Di sisi lain, spesialis paleontologi tertarik menafsirkan interaksi antara organisme dan lingkungan tempat tinggal mereka, mungkin dengan mempelajari cangkang modern seperti sebagai fosil, bahkan jikalau suatu organisme mati hanya beberapa hari yang lalu. Subfossil ialah istilah yang adakala dipakai untuk sisa-sisa organisme yang gres saja mati jikalau ingin dipelajari seperti sebagai fosil.
Mahluk Hidup / Organisme yang Terfosilkan
- Fosil Invertebrata
Sejauh ini jumlah terbesar hebat paleontologi ialah mereka yang mempelajari fosil invertebrata, fosil organisme yang tidak mempunyai tulang belakang. Hal ini dikarenakan jenis-jenis fosil invertebrata yang melimpah dan terawetkan dengan baik di aneka macam jenis batuan, berasal dari aneka macam jenis organisme, kebanyakan hidup dalam rentang waktu geologi yang panjang; dan alasannya ialah jenis fosil ini sering terawetkan secara keseluruhan (bukan sebagai fragmen).
- Fosil Vertebrata
Fosil-fosil binatang bertulang belakang, seperti; ikan, amfibi, aneka macam kelompok reptil, burung, dan mamalia - ialah referensi dari fosil vertebrata. Tulang dan gigi organisme jenis ini ialah bab terkeras dari beberapa bab badan lainnya, dan dengan demikian bab tersebut cenderung tahan terhadap erosi, sehingga fosil vertebrata sering ditemukan hanya berupa tulang-tulang dan gigi-gigi nya saja. Seorang hebat paleontologi vertebrata akan mendapat gosip lebih banyak dari kerangka yang terawetkan secara utuh dibandingkan dari tulang-belulang dan gigi-gigi yang terpisah.
- Fosil Mikro
Ahli paleontologi memakai mikroskop untuk mempelajari segala macam fosil, bahkan tulang-tulang dinosaurus raksasa yang mungkin berukuran lebih dari beberapa meter dan mempunyai berat puluhan kilogram. Sebuah mikrofosil ialah salah satu yang sanggup dipelajari dengan mikroskop alasannya ialah ukurannya yang sangat kecil. Mereka yang mempelajari fosil mikro disebut micropaleontologists, dan banyak dari mereka bekerja untuk perusahaan minyak alasannya ialah fosil mikro mempunyai kegunaan untuk memilih usia batuan, dan cenderung menjadi satu-satunya jenis fosil yang menjadi alasan ketika sumur minyak dibor.
Bakteri yang terawetkan sebagai fosil jauh lebih banyak daripada yang diharapkan, mungkin alasannya ialah kuman begitu berlimpah, keras dan alasannya ialah mereka sanggup mengubah lingkungan mereka dengan cara yang signifikan. Studi wacana interaksi kuman dengan batuan disebut geobiologi - merupakan salah satu bab dari ilmu geologi yang menjanjikan dan sedang berkembang pesat ketika ini.
- Fosil Tanaman
Sebagian besar jenis flora tidak mempunyai cangkang apapun menyerupai yang dimiliki hewan, meskipun beberapa jenis rumput mempunyai butiran opal kecil yang kadang sanggup merusak gigi binatang pemakan rumput. Kemungkinan flora terfosilkan sangatlah tipis, tetapi jikalau berada pada kondisi yang tepat, sebuah flora sanggup terfosilkan. Ukuran batang pohon dan kelimpahan daun sangat berkontribusi terhadap kelimpahan catatan fosil tanaman. Batang pohon yang berukuran besar sanggup memfosil sebelum membusuk; begitu pula halnya daun, jikalau terakumulasi dalam jumlah banyak pada satu lingkungan, daun-daun tersebut sanggup mengubah lingkungan sehingga sanggup meningkatkan kemungkinan fosilisasi mereka.
Satu fakta yang mengejutkan ialah bahwa meskipun organisme vertebrata dan flora saling ketergantungan dalam banyak hal, merupakan hal yang sedikit tidak lazim jikalau menemukan kedua fosil vertebrata dan flora terawetkan bersama dalam jenis batuan yang sama. Kondisi yang dibutuhkan untuk fosilisasi keduanya cukup berbeda, oleh alasannya ialah itu mustahil terjadi bersamaan. Meskipun kita tahu bahwa mereka umumnya tinggal bersama, di tempat yang sama.
- Palynomorphs
Bagian ini lebih fokus mempelajari apa pun yang berukuran kecil sebagai spora atau butiran serbuk sari yang terawetkan pada batuan dalam jangka waktu geologi yang lama, disebut Palynology. Fosil serbuk sari cukup melimpah dan cukup resisten, hebat paleontologi membedakan fosil serbuk sari dari "fosil tanaman" meskipun keduanya tentu saja merupakan satu bagian. Berbagai jenis flora mempunyai aneka macam jenis spora dan serbuk sari yang sanggup dibedakan dengan mempelajarinya dibawah mikroskop. Fosil spora dan serbuk sari menawarkan banyak gosip wacana sejarah evolusi flora dan lingkungan pengendapan.
Bagaimana Fosil Terbentuk?
Ahli paleontologi sering berafiliasi dengan orang-orang yang menemukan fosil dan ingin tahu lebih banyak wacana fosil. Salah satu pertanyaan pertama yang mereka tanyakan adalah, "Has it been fossilized?" Ingat bahwa fosil ialah sisa-sisa atau bukti kehidupan dari waktu geologi sebelumnya. Anything that keeps the remains from being destroyed by geological processes is a type of fossilization.
- Permineralisasi
Pada umumnya tulang mempunyai pori dengan derajat yang beda-beda. Tulang yang berpori ialah tulang insan dan cangkang-cangkang dari aneka macam jenis binatang invertebrata. Ketika air tanah merembes masuk ke dalam fosil berpori, biasanya air akan mengendapkan material mineral ke dalam pori-pori, proses ini disebut sebagai permineralization. Material endapan dari proses ini sanggup berkomposisi sama menyerupai tulang yang ditempatinya, atau sanggup sangat berbeda.
- Petrifikasi
Secara harfiah, petrifikasi berarti pembatuan (beralih ke batu). Penggunaan kata ini menyiratkan bahwa suatu zat yang membatu harus dimulai tanpa mineral yang keras. Artinya, organisme yang terpetrifikasi ialah organisme yang bertubuh lunak. Petrifikasi ialah proses dimana bagain lunak dari objek terubah dengan mineral, misalnya mineral silika dalam bentuk mikrokristalin kuarsa, kalsit atau adakala apatit - mineral kalsium fosfat dengan adonan beberapa elemen lain, terutama fluorine. Contoh fosil yang mengalami petrifikasi ialah fosil kayu / petrified wood - kayu yang membatu.
- Rekristalisasi
Rekristalisasi ialah proses fosilisasi dimana satu jenis mineral mengkristal ke aneka macam jenis mineral lainnya. Contohnya pada cangkang yang tersusun dari mineral aragonit, dalam proses fosilisasinya mineral tersebut akan merekristalisasikan mineral kalsit. Kebanyakan keong, kerang, kelompok cumi, dan koral dari era Mesozoikum dan Kenozoikum mempunyai kerangka yang tersusun dari mineral aragonit. Aragonit dan kalsit mempunyai komposisi kimia yang sama (CaCO3), akan tetapi kalsit mempunyai struktur kristal yang stabil.
- Casts dan Molds
Cast dan mold ialah bentuk tiga dimensi dari hasil pengawetan suatu organisme. Proses fosilisasi ini dimulai ketika suatu cangkang/kerangka organisme terperangkap dalam batuan sedimen. Sebagian besar dari kerangka ini terdiri dari zat-zat yang gampang larut dalam air berkarbonasi. Pada umumnya proses fosilisasi ini terjadi pada batuan yang berpori, misalnya batupasir. Sifat batuan yang berpori memudahkan air berkarbonasi untuk melarutkan cangkang dan jaringan orisinil dari organisme. Cast ialah bentuk cetakan bab eksternal organisme, sedangkan mold ialah bentuk negative imprint dari permukaan organisme.
- Karbonisasi
Terkadang suatu jasad organisme terkubur dengan cepat sebelum membusuk. Suksesi lapisan sedimen terendapkan dengan cepat di atasnya, menciptakan jasad organisme terkubur lebih dalam. Kemudian, semua material yang gampang menguap terpanaskan oleh panas bumi, dan menyisahkan carbon film. Fosil daun merupakan referensi terbaik dari proses ini.
- Mumi
Mumi Firaun Mesir yang terawetkan dalam piramida tidak dianggap sebagai fosil biasanya, meskipun proses fosilisasinya sama dengan sisa-sisa organisme kuno lainnya. Ahli paleontologi beranggapan bahwa mumi terbentuk alasannya ialah proses pengeringan yang cepat sebelum jasad mumi tersebut membusuk. Proses fosilisasi menyerupai ini jarang ditemukan, dan hanya terjadi pada kawasan dengan kondisi yang sangat kering (mis; gurun atau goa). Mumi tidak bertahan lama, maka dari itu tidak ada mumi yang berumur sangat tua. Perubahan iklim, goa yang runtuh, dan serangan kuman sanggup menghancurkan mumi.
- Frozen Mammoth
Pembekuan ialah jenis khusus dari proses mumifikasi. Lebih spektakuler lagi, fosil yang dihasilkan dari pembekuan tidak mengalami pengeringan. Pada tahun 1900 beberapa orang berburu fosil gading dari taring mammoth di Siberia Utara, dan mereka menemukan fosil mammoth yang tertanam dalam permafrost (lapisan es abadi) di tepi sungai. Dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan melaksanakan projek untuk menghasilkan mammonth hidup dengan cara mengumpulkan DNA mammoth beku dan menggabungkannya dengan DNA gajah. Sejauh ini projek tersebut tidak menghasilkan banyak kemajuan, para hebat masih optimis, projek ini masih dianggap sesuatu yang menarik, yang suatu ketika akan menghasilkan penemuan-penemuan baru.
- Fosil Amber
Amber ialah fosil getah pohon. Beberapa jenis pohon, bila kulit atau batangnya terkupas, pohon tersebut akan mengeluarkan cairan getah. Mekanisme tersebut yang menciptakan serangga terperangkap dalam getah. Amber tertua ialah yang pernah ditemukan di midcontinent Amerika Utara yang berumur sekitar 300 juta tahun.
- Phosphatic fossilization
Mineral yang kaya akan fosfat, terutama mineral kalsium fosfat, terkadang menembus masuk ke ruang pori pada batuan, dan membentuk nodul fosfat. Ketika hal tersebut terjadi, pengawetan sanggup terjadi dengan sangat baik. Serat otot ikan, larva invertebrata, dan bahkan semua individual kuman sanggup terawetkan dengan proses ini.
***